Thursday, January 18, 2018

EXPERIENTIAL MARKETING TUKANG OJEK

EXPERIENTIAL MARKETING TUKANG OJEK Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

17 November 2008 – 06:20 (Her Suharyanto)   Diposting oleh: Hendri Bun

(Rate: 0 / 0 votes)

Ini adalah cerita teman lama saya, Beni namanya, yang tinggal di perumahan di pinggiran Jakarta.

Suatu pagi dia keluar rumah dengan mobil untuk mengantar istrinya ke terminal shuttle bus yang menghubungkan perumahan kami dengan sejumlah lokasi strategis di Jakarta. Teman ini sendiri seorang pekerja freelance yang sibuk, tapi selalu menyempatkan diri mengantar anak-anaknya ke sekolah dan istrinya ke terminal, khususnya kalau tidak ada pekerjaan di luar kota atau luar negeri.

Begitu roda mobilnya berputar, dia melihat Irma, tetangganya, baru saja menutup pintu pagar. Tumben berangkat pagi, begitu pikir teman saya. Biasanya Irma berangkat siang. Belum sempat melihat Beni, Irma sudah melambai ke arah tukang ojek yang mangkal di ujung tikungan. Sedetik kemudian, mobil Beni sudah berada di dekat Irma. Esther, istri Beni, langsung heboh berhai-hai dengan Irma. Dan apa yang terjadi?

“Gue nebeng aja ya, ke terminal shuttle bus…” teriaknya. Kemudian dia berteriak kep
... baca selengkapnya di EXPERIENTIAL MARKETING TUKANG OJEK Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sunday, January 7, 2018

Sahabat Sejati

Sahabat Sejati Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Hari ini adalah hari pertama aku masuk SMA CITA BAKTI. yang bikin aku senang hari ini yaitu gak pake seragam putih biru lagi. yang pastinya sudah bisa di panggil dewasa dong.. he.
hmmmm kira-kira gimana ya sama temen-temen baru aku. apa mereka sebaik sahabat-sahabat ku yang lain? sudahlah lupakan. karena tujuan ku masuk sekolah ini untuk belajar. kalau masalah temen ntar juga nyusul.
Itu tera sahabat ku sejak dari SMP.
“shasa?” panggil tera menghampiri ku
“ra kamu udah tau kita di kelas mana?”
“iya ra kita kebagian di kelas IPA 3”
“ya udah yo kita ke sana” ajak ku sambil menarik tangan tera

Aku dan tera langsung pergi menuju kelas X IPA 3. sudah cukup banyak murid-murid yang berdatangan memasuki kelas dan memilih bangku yang mereka hendaki. aku gak mau kalau harus kebagian bangku belakang. aku langsung menuju bangku urutan no 2 yang sejajar berhadapan dengan papan white board.
Belum aku sampai pada bangku yang aku tuju, tiba-tiba laki-laki bringas itu langsung menduduki bangku yang ku hendaki.
“heh ini bangku yang mau aku pilih. kenapa kamu duduk disini?” kata ku kesal dengan nada yang tinggi.” hak gue dong mau duduk dimana juga, lagi pula gue duluan kan yang duduk disini. siapa cepat dia dapet!” kata laki-l
... baca selengkapnya di Sahabat Sejati Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sunday, December 3, 2017

Menebar Kebaikan, Menuai Kesuksesan

Menebar Kebaikan, Menuai Kesuksesan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Oleh: Asep Syarifuddin

BENARKAH setiap kebaikan akan menuai kesuksesan? Ada yang percaya dan ada juga yang tidak. Tapi sejatinya setiap kebaikan akan berdampak kebaikan. Sebaliknya, keburukan pun akan berdampak pada keburukan pula. Apa yang kita semai itulah yang akan kita tuai.

Ada cerita seorang teman yang sangat menarik. Dia berpendidikan tidak terlalu tinggi, tapi tingkat ketulusan serta investasi kebaikannya jangan ditanya. Apapun yang bisa dia lakukan untuk kebaikan, dia lakukan. Padahal secara harta dia hanya seorang buruh pabrik dengan gaji setara upah minimum kota (UMK). Bisa dihitung sendiri berapa jumlahnya. Padahal dia harus mencicil rumah BTN dan mencicil kredit motornya.

Tak pernah terlihat wajah duka di dirinya. Yang terlihat hanya senyuman tulus yang selalu berkembang ketika suka maupun duka. Tingkat keyakinannya sangat tinggi bahwa ketika melakukan kebaikan dia akan mendapatkan balasan kebaikan pula. Walapun dia sendiri sadar bahwa balasan atas kebaikan tersebut bisa langsung dirasakan saat itu, bisa juga balasannya kelak. Atau balasannya bahkan diberikan di akhirat nanti.

Secara tidak disengaja saya berbincang-bincang dengan dia tentang perjalanan hidupnya. Ketika muda dulu dia hidup di
... baca selengkapnya di Menebar Kebaikan, Menuai Kesuksesan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Friday, May 19, 2017

Profesionalismen Guru

Oleh: Sutirman

A.   Prinsip Profesionalismen Guru

Guru sebagai tenaga pendidikan secara substantif memegang peranan tidak hanya melakukan pembelajaran atau transfer ilmu pengetahuan (kognitif), tetapi juga dituntut untuk mampu memberikan bimbingan dan pelatihan. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 pada pasal 39 menegaskan bahwa; tenaga pendidikan selain bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pelayanan dalam satuan pendidikan, juga sebagai tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses serta menilai hasil pembelajaran, bimbingan dan pelatihan. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (Depdiknas,2005:2)
Profesionalitas guru dan dosen sesuai UU No.14 tahun 2005 pasal 7 ayat 1 merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut :
1.    memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
2.    memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;
3.    memiliki kualifikasi akademik atau latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
4.    memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5.    memiliki tanggungjawab atas pelaksanaan tugas keprofesioanlan;
6.    memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
7.    memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
8.    memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan
9.    memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru
Guru sebagai tenaga professional, ahli dalam bidang (akademis) yang ditandai dengan memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga pendidikan yang berwenang dan terakreditasi oleh pemerintah. Seseorang yang telah memiliki sertifikat mengajar, dinyatakan sebagai ahli dalam bidang akademis tertentu, memiliki hak untu mengajar dalam lembaga atau satua pendidikan. Secara akademis, seorang guru professional ia memiliki keahlian atau kecakapan akademis atau dalam bidang ilmu tertentu; cakap mempersiapkan penyajian materi (pembuatan silabus; program tahunan, program semster) yang akan menjadi acuan penyajian; melaksanakan penyajian materi; melaksanakan evaluasi atas pelaksanaan yang dilakukan; serta mampu memperlakukan siswa secara adil dan secara manusiawi.

B.   Hak dan Kewajiban Guru Profesional

Undang -Undang Guru No. 14 Tahun 2005 menyebutkan tentang hak dan kewajiban guru dalam melaksanakan tugas profesional. Hak seorang guru dalam tugas keprofesionalan adalah:
  1. memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial;
  2. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
  3. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan imtelektual;
  4. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
  5. memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;
  6. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan;
  7. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;
  8. memiliki kebebasan untuk berserikat dan organisasi profesi;
  9. memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan;
  10. memiliki kesempatan untuk berperan mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi;dan/atau
  11. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya (Bab IV Pasal 14, halaman 6)

Selain menjabarkan hak seorang guru professional, undang-undang juga menjelaskan kewajiban-kewajiban guru, yaitu :
  1. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran yang bermutu,;
  2. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
  3. bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status social ekonomi perserta didik dalam pembelajaran;
  4. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan
  5. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Teori Kuantum sebagai teori yang dianggap baru menggambarkan guru sebagai "Quantum Teacher”. Yaitu guru yang mampu mengubah potensi energi dalam diri siswa menjadi cahaya bagi orang lain. Seorang guru yang bercirikan Quantum Techer, antara lain :
  1. Antusias; mampu menampilkan semangat hidup
  2. Positif; mampu melihat peluang setiap saat
  3. Berwibawa;mampu menggerakkan orang
  4. Supel; mudah menjalin hubungan dengan beragam siswa
  5. Humoris; berhati lapang untuk menerima kesalahan
  6. Luwes; menemukan lebih dari satu cara untuk mencapai hasil
  7. Fasih; berkomunikasi dengan jelas
  8. Tulus; memiliki niat dan motivasi positif
  9. Spontan; dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil
  10. Menarik dan tertarik; mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup siswa dan peduli akan diri siswa
  11. Menganggap siswa mampu; percaya akan mengorkestrasi kesusksesan siswa
  12. Menetapkan dan memelihara harapan tingi; pedoman yang memacu pada setiap siswa untuk berusaha sebaik mungkin
  13. Menerima; mencari dibalik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai-nilai inti (De Porter, 2001:115-116)
Hubungan guru dengan siswa dalam pembelajaran, seharusnya bisa saling menerima dan memberi, terjadi komunikasi dari berbagai arah, sehingga bisa memacu siswa untuk menggali informasi. Siswa berposisi sebagai subyek dan guru sebagai subyek. Kedua komponen yang akan saling bersentuhan dalam pergesekan pemikiran.
Tuntutan professional kerja guru tercantum dalam UU No.14 tahun 2005 yang diantaranya menjelaskan tentang hak dan kewajiban guru yang professional. Maka tuntutan kerja profesi tersebut menjadi hal yang mutlak untuk dilaksanakan. Artinya bahwa pelaksanaan tersebut dalam kerangka untuk tercapainya tujuan Sistem Pendidikan Nasional secara terncana dan terarah. Seorang guru adalah seorang ahli dalam bidangnya, memiliki kecakapan pengetahuan akademis, juga kecakapan social, dan spiritual, sehingga bisa membawa siswa ke arah perkembangan yang benar.
Tuntutan terhadap guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan sains, teknologi dan seni merupakan tuntutan profesi sehingga guru dapat senantiasa menempatkan diri dalam perkembangannya. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi akibat kemajuan teknologi yang memberikan banyak peluang untuk setiap orang menjadi guru bagi dirinya sendiri, artinya ia bisa mengakess aneka jenis informasi sebagai pengetahuan baru. Guru lebih diposisikian sebagai partner belajar, memfasilitasi belajar siswa sesuai dengan kondisi setempat secara kondusif.
Untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan, maka perlu dipersiapkan secara matang, dalam perencanaan pembelajaran dan penyiapan materi yang sesuai dengan kebutuhan anak dengan tetap berpijak kepada kurikulum yang menjadi acuan dan standart nasional. Ketentuan membuat silabus, program semster, program tahunan, perencanaan pembelajaran, melakukan evaluasi dan menganalisis hasil evaluasi adalah wajib. Kewajiban administratif tersebut menjadi mutlak ketika mengacu kepada UU No.14 Tahun 2005 pasal 20. Ini persoalan kerja professional yang dapat berimplikasi luas bukan hanya terhadap guru tetapi juga bagi peserta didik dan orangtua siswa yang menikmati jasa layanan sekolah. Jika guru mengabaikan kewajiban tersebut, maka dapat diartikan melanggar Undang-undang. Pelanggaran terhadap Undang-undang implikasinya akan dapat menuai sangsi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Dalam kerja professional guru dituntut untuk bisa melayani siswa sebagai subyek belajar dan memperlakukannya secara adil, melihat keberbedaan sebagai keberagaman pribadi dengan aneka potensi yang harus dikembangkan. Maka hubungan antara guru dengan siswa merupakan pola hubungan yang fleksibel, ada kalanya guru menempatkan diri sebagai patner belajar siswa, saat yang lain sebagai pembimbing, dan berposisi sebagai penerima informasi yang belum diketahuinya. Pembelajaran berlangsung dalam sebuah proses dinamis yang melihat segala sesuatu di sekitar guru sebagai pembelajar sebagai potensi untuk mencapai kesuksesan belajar.
Ukuran kesuksesan kerja professional bagi seorang guru dapat dilihat dari target yang ingin dicapai dalam pembelajaran, serta kemampuan mengoptimalkan fasilitas belajar dan kondisi setempat. Bahwa umumnya keterbatasan menumbuhkan kreatifitas pembelajaran. Ketika tujuan Sistem Pendidikan Nasional ingin mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab (Pasal 3 UU.No.20 Tahun 2003), maka kerja profesionalisme guru harus dilandasi oleh nilai dan tujuan sistem pendidikan nasional . Disinilah peran ketauladanan guru tetap dibutuhkan sebagai pembimbing dan pendamping anak didik atau siswa.
Kerja professional seorang guru, yang ahli dalam bidang keilmuan yang dikuasainya dituntut bukan hanya sekedar mampu mentransfer keilmuan ke dalam diri anak didik, tetapi juga mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri poserta didik. Oleh karena itu, bentuk pembelajaran kongkret dan penilaian secara komprehensif diperlukan untuk bisa melihat siswa dari berbagai perspektif. Persiapan pembelajaran menjadi sesuatu yang wajib dikerjakan, dan pelaksanaan aplikasi dalam kelas berpijak kepada persiapan yang telah dibuat dengan menyesuaikan terhadap kondisi setempat atau kelas yang berbeda. Kepedulian untuk mengembangkan kemampuan afektif, emosional, sosial dan spiritual siswa, sesuatu yang vital untuk bisa melihat kelebihan atau keunggulan yang terdapat dalam diri anak. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan diri dan menemukan aktualisasi sehingga tumbuh rasa percaya diri.
Kepedulian terhadap pengembagan potensi yang dimiliki siswa merupakan sebuah kebutuhan, ketika kerja guru professional masih menempatkan dirinya satu-satunya sumber informasi dan sumber kebenaran. Sikap semacam ini bisa menjadi senjata boomerang yang akan menciderai citra guru. Jika guru mengatakan anak-anak gagal menyerap informasi yang disampaikan, secara implikatif menyiratkan kegagalan guru dalam menyampaikan informasinya. Evaluasi tidak hanya mengukur kemampuan siswa dalam menyerap informasi tetapi juga mengevaluasi keberhasilan guru dalam pembelajaran. Kegagalan pembelajaran dapat bersumber dari siswa dan dapat pula bersumber dari guru yang bertindak sebagai aktor dalam pembelajaran. Apabila kegagalan pembelajaran disebabkan oleh guru karena perencanaan yang tak terarah atau tanpa persiapan pembelajaran yang kondusif, guru telah melanggar Undang-Undang, sehingga bisa dituntut di depan hukum. Sebuah tuntutan kerja professional yang tertuang secara tegas dalam UU No.14 Tahun 2005, tetapi pemberian hak (terutama bagi guru honorer) diserahkan pada kesepakatan bersama antara guru dengan lembaga pendidikan bersangkutan. Undang-Undang Guru diberlakukan kepada guru professional baik yang bekerja di lembaga pendidikan milik Pemerintah maupun Lembaga Pendidikan Swasta.

Friday, May 5, 2017

Customer Complaints Handling

Customer complaints are an opportunity to fix problems and improve service. Customer complaints can involve:
  • goods that are damaged or not delivered at all
  • receiving the wrong goods or the wrong quantity
  • goods that were not received within the time specified
  • invoices with incorrect pricing or quantity
  • poor provision of service
  • poor handling of customer complaints.
When we answer a telepon call, as soon as the caller starts speaking use the following telephone procedures:
  • record their name, telephon number and address
  • use the caller's name often in our conversation as it sounds more friendly
  • quckly establish the purpose of the call by using the questioning techniques listed bellow
  • write down the main points of the conversation, we can then repeat these to the caller so that we both know the information has been communicated correctly.
There are some important points to remember when dealing with customer. Do not:
  • sound irritable and impatient
  • give customers the feeling that we want to get rid of them
  • pass customers on from one person or departement to another
  • leave the caller sitting on the line any longer than necessary
  • use slang or offensive language
  • carry on a conversation in the background with someone else while speaking to a caller
  • put your hand over the mouthpiece and say something you think the caller cannot hear.
But we must do:
  • use the tone and pitch of our voice to sound cheerful and positive
  • smile when speaking on the phone, this helps we to sound cheerful
  • try to be genuinely interested in the caller's query of problem
  • try to help callers before we transfer them to someone else
  • listen effectively to prevent misunderstandings
  • use emphaty to try to appreciate the other person's point of view
  • know who is responsible for the different products or aspects of the business so that we can transfer the caller to the corect person quickly and efficiently.

Tuesday, April 11, 2017

Tentang

Tentang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kenalkan aku Laura, seorang gadis muda dan pemimpi yang cukup sukses di muka bumi ini. Aku memimpikan banyak hal. Mimpi punya banyak sahabat sejati. Mimpi punya banyak waktu untuk mereka. Mimpi punya banyak waktu untuk tersenyum. Mimpi punya banyak waktu bersyukur, berterimakasih, aku masih bisa bermimpi!
Tentang mimpi-mimpiku itu, ada banyak masa-masa kelam di baliknya. Tapi sudah, lupakan saja. Aku takkan menceritakannya. Karena aku tak pernah bermimpi memiliki banyak waktu untuk mengenang masa-masa kelamku.

Pagi ini suasana kampus tak seperti biasanya. Tak banyak mahasiswa yang duduk-duduk manis di bawah pohon ketapang kembar dekat tempat parkir itu. Aku berjalan menyusuri koridor kampus yang panjang ini tanpa seseorang mendampingi, hanya sebaris cerita yang mengiringi setiap langkahku.

“Just..!”
“Apa?”
“Aku cinta kamu!”
“APA?!”
Sebuah pengakuan konyolku sehabis ujian semeter 1 dulu. Wajah manis Justin itu mendadak berubah tanpa ekspresi.

Setelah itu tak ada cerita tentang aku dan dirinya. Kita saling diam dengan gaya masing-masing. Tentang pengakuan itu, tentang penolakan tanpa penjelasan itu, tentang perubahan itu, tak apa. Justru dari sana aku belajar banyak hal.

“Kamu masih marah sama aku, Just?”
“Aku tidak pernah marah.”
“Syukurlah. Thanks! Jadi kita masih temenan,
... baca selengkapnya di Tentang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Monday, March 27, 2017

Tiga Ayam Petelur

Tiga Ayam Petelur Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Suatu hari tiga telur menetas bersamaan dalam rimbun jerami tua di pesawahan desa. Anak-anak ayam itu terlihat begitu cantik dengan bulu kuning halusnya. Tak lama kemudian pak tani pemilik sawah menemukan mereka dan memeliharanya hingga mereka tumbuh besar menjadi ayam-ayam betina yang sehat dan kuat.

Tibalah saat mereka untuk mulai bertelur. Pak tani mulai menyiapkan tempat khusus dan nyaman untuk ayam-ayamnya dan seperti yang diharapkan, ayam-ayampun bertelur.

Ayam pertama saat mulai bertelur, begitu gembira terutama melihat pak tani tersenyum pada telurnya. Namun disayangkan si ayam mulai merasa dimanfaatkan pak tani ketika telur diambil dari kandang. Iapun mogok bertelur.

Pak tani lalu memberikan berbagai macam vitamin dan pakan kesukaan si ayam. Ayam pun mulai bertelur kembali meski sering tersendat-sendat. Pada akhirnya pak tani memutuskan untuk memotong ayam pertama karena ongkos pakan yang lebih tinggi daripada telur yang dihasilkan.

Ayam kedua saat bertelur juga merasa bahagia melihat pak tani tersenyum. Ia merasa jika bertelur, ia menjadi begitu menarik. Maka saat bertel
... baca selengkapnya di Tiga Ayam Petelur Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

EXPERIENTIAL MARKETING TUKANG OJEK

17 November 2008 – 06:20 (Her Suharyanto)   Diposting oleh: Hendri Bun (Rate: 0 / 0 votes) Ini adalah cerita teman lama saya, Beni namany...